Penggunaan laptop
di era teknologi ini sudah tak dapat dielakkan lagi. Berbagai kalangan dari
pelajar hingga pebisnis kelas atas menggunakan komputer jinjing ini. Bahkan anak-anak yang tak
mengerti penggunaan laptop pun sering menggunakannya, walaupun sebatas untuk
bermain game.
Hadirnya laptop
sebagai minimisasi kehadiran komputer desktop tentunya membuat berbagai
kalangan suka menggunakannya. Selain praktis dan efisien, laptop juga tak
memakan banyak ruangan untuk mengoperasikannya. Bahkan paha pun bisa digunakan
sebagai alas untuk menggunakan komputer lipat ini.
Secara ergonomisnya mengoperasikan laptop
dengan memangku di paha memang terasa nyaman. Apalagi bagi mahasiswa yang
sering berada diluar gedung, penggunaan laptop dengan cara dipangku merupakan
satu-satunya posisi yang nyaman untuk bekerja.
Namun ternyata
penggunaan laptop dengan memangkunya di paha berakibat negatif bagi kesuburan seorang pria. Hal ini merupakan akumulasi dari radiasi panas
kerja mesin laptop secara terus menerus.
Sebuah penelitian dari State University of New York
yang dipimpin oleh Yefim Sheynkin menemukan ada kenaikan suhu testis sebesar
2.8 derajat celcius jika memangku laptop yang sedang beroperasi. Sedangkan
memangku laptop dalam keadaan mati saja tetap bisa menaikkan suhu testis
sebesar 2.1 derajat celcius.
Testis yang dilindungi oleh skrotum (pembungkus)
merupakan pabrik produksi sperma. Untuk menghasilkan sperma yang berkualitas,
testis dirancang untuk bekerja pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh
yaitu dibawah 36 sampai 37 derajat celcius. Ketika udara dingin maka skrotum
akan tertarik ke atas sedekat mungkin dengan tubuh dengan tujuan menghangatkan
suhu, sebaliknya jika suhu panas maka skrotum akan mengendor untuk menurunkan
suhu.
Sebuah riset menjelaskan hubungan antara kenaikan
suhu di skrotum dengan kualitas sperma, kenaikan suhu satu derajat saja
mengakibatkan penurunan konsentrasi jumlah sperma hingga 40 persen.
Sebab itulah seorang laki-laki dianjurkan untuk
tidak berendam di air panas, mandi sauna bahkan memakai celana ketat, sebab hal
ini akan memicu kenaikan suhu testis sehingga menurunkan kualitas sperma.
Sperma yang tak berkualitas bisa berupa jumlah yang
kurang, serta gerak dan bentuk yang tidak normal. Sehingga hal ini akan
berdampak pada proses fertilisasi (pembuahan) ovum oleh sperma. Sperma yang
mulanya berjumlah banyak dan bersama-sama berenang untuk membuahi ovum namun
malah menjadi sedikit dan bergerak sedikit demi sedikit untuk mencapai ovum
(bukan berenang).
Sebenarnya dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan
suhu testis ini bersifat sementara, namun mengingat intensitas penggunaan
laptop yang sering hingga berjam-jam dalam satu hari tentu akan berakibat permanen
dan fatal bagi kesuburan pria. Hal ini juga pasti berulang untuk keesokan
harinya dan berulang terus menerus selama bertahun-tahun dan pastinya
mengakibatkan infertilitas atau
kemandulan
Solusi satu-satunya tentu menggunakan meja sebagai
penghalang radiasi panas dari mesin laptop yang menyala. Tindakan ini bukan
hanya menghindarkan dari radiasi panas, namun ternyata juga menjaga agar tulang
punggung tetap lurus karena secara ergonomi ini merupakan posisi kerja yang
terbaik dan ternyaman.
*juga dimuat di suarausu.co
@anakostteXas
0 komentar:
Posting Komentar