Rabu, 24 Juli 2013

Apapun Makannya Minumnya Jangan Teh

Sering terdengar jargon yang hampir mirip dengan judul di atas. Jargon yang digunakan untuk kepentingan komersial tersebut sebenarnya berisi ajakan yang salah kaprah. Kita juga sudah terbiasa dengan kebiasaan minum teh setelah makan karena dipercaya membawa kesegaran dan menghilangkan dahaga apalagi jika di tambah es batu. Namun kenyataannya, dari segi kesehatan minum teh setelah makan tidak lah sehat.  

Kebun teh. Sumber foto: republika.co.id
Teh yang sehari-hari dikonsumsi berasal dari daun teh yang tumbuh di pegunungan. Teh tersebut mengandung senyawa tannin dari golongan polifenol. Tannin ini lah yang memberikan warna pekat dan aroma wangi pada teh. Senyawa tannin juga berperan dalam proses imunitas terhadap bakteri dan oksidan sehingga sering disebut antibakteri dan antioksidan. 

Secara kimiawi senyawa tannin akan berikatan dengan mineral seperti Fe (besi). Begitu lah reaksi yang terjadi di tubuh ketika senyawa tannin yang ada dalam teh bertemu dengan zat besi yang terkandung dalam makanan. Efeknya zat besi yang seharusnya dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh menjadi berkurang atau bahkan tak ada zat besi yang di bawa.

Zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Misalnya pembentukan Hemoglobin (Hb) yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan menyimpannya ke otot untuk pembakaran energi cadangan. Zat besi juga di butuhkan tubuh untuk reaksi pembakaran guna menghasilkan energi yang berguna untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Kekurangan zat besi berdampak pada berkurangnya pasokan oksigen untuk pembentukan energi, sehingga muncul gejala-gejala lelah/letih, karena tak ada yang mengikat oksigen yang biasanya dibawa oleh hemoglobin dengan bantuan zat besi. Penyakit umum yang muncul jika kekurangan zat besi adalah anemia. 

Selain dampak di atas, ikatan antara tannin dengan zat besi serta beberapa mineral lain seperti magnesium akan memiliki dampak jangka panjang berupa pembentukan batu ginjal. Senyawa tannin juga bisa mengakibatkan koagulasi (pembekuan/penggumpalan) atas protein dari daging, telur, susu dan berbagai makanan sumber protein lainnya. Ini lah yang menyebabkan protein tak dapat dicerna. 

Ilustrasi teh. Sumber foto: republika.co.id
Jelaslah senyawa tannin yang dikandung teh memiliki efek negatif bagi kesehatan. Menghambat penyerapan zat besi yang mengakibatkan gangguan produksi energi tubuh dan anemia serta membentuk gumpalan yang beresiko menjadi batu ginjal.

Cukup lah air putih menjadi minuman setelah makan, karena selain bisa membersihkan mulut dengan efektif, air putih tidak memiliki efek negatif terhadap pencernaan. Air putih juga mengandung vitamin C terlarut yang bisa mempercepat proses penyerapan zat besi dalam darah.  

Namun jangan langsung menjadikan teh sebagai daftar hitam dalam susunan minuman favorit anda. Sebab teh masih dapat dinikmati asalkan tidak dikonsumsi bersamaan dengan makan. Senyawa tannin atau polifenol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk mengikat bakteri dan oksidan yang masuk ke tubuh.  Untuk menghindari gangguan penyerapan zat besi oleh tannin minum lah teh dua jam sebelum atau sesudah makan. Konsumsi teh di pagi dan sore hari juga bisa meningkatkan semangat dan gairah kerja.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com