Ada untuk perkenalkan ulos, Orang Batak kini punya batik. Batik Gorga
namanya.
Akhir September lalu, saya mengunjungi Tomok untuk
kelima kalinya. Kali ini ada yang berbeda. Mata saya terhenti pada sebuah baju.
Seperti batik, namun motifnya ulos.
Itulah Batik Gorga.
Saya coba tanya pada teman yang bersuku Batak.
Mereka bilang suku Batak tak punya batik, mereka gunakan ulos untuk acara adat.
Batik Gorga yang muncul dan diperjualbelikan
adalah hasil kreatifitas orang Batak, pun muncul di awal tahun dua ribu.
Salah satu motif Gorga (sumber: istimewa) |
Sekembalinya ke Medan, saya bertemu dengan Budayawan
Warisman Sinaga. Batak tak punya batik, tegasnya. Namun, Batik Gorga hadir sebagai cara orang Batak
kenalkan ulos. “Kalau tidak dicoba memodifikasi, mustahil ulos tetap dikenal
masyarakat luas,” tutur Warisman.
Motif Batik Gorga
berasal dari motif ulos dan gorga. Berdasarkan
kamus bahasa Batak-Indonesia, gorga
berarti ragam ukiran, pewarnaan dinding rumah dengan tiga warna dasar, yaitu
merah hitam dan putih. Sedangkan dalam bahasa Batak Toba Gorga ialah ukiran atau gambar hiasan pada rumah adat batak.
Motif ulos yang sering digunakan ialah Ulos Ragi Hotang. Ragi artinya corak dan Hotang berarti rotan. Rotan adalah benda
alam yang fleksibel namun bisa mengikat apa saja dengan erat. Ada lagi motif Ragi Hidup atau Ragidup yang berarti kehidupan, dan Sadum yang berarti pengharapan untuk sebuah kebaikan dan keberkahan.
Pun dengan motif gorga, ada Gorga Iran-iran yang bermakna simbol kecantikan. Kemudian Gorga simeol-eol melambangkan kegembiraan serta Gorga Ipon-ipon yang menyimbolkan
kemajuan.
Menurut Warisman Batik Gorga sendiri lebih sering digunakan pada keseharian seperti ke
kantor dan acara-acara formal non-adat. Sedangkan untuk acara-acara adat, ulos
masih jadi pilihan utama karena ulos memiliki kesakralan dan memang sudah menjadi
kain khas batak. “Karenanya jika ulos tak dimodifikasi pada hal baru, maka ulos
bisa saja tertinggal zaman,” terang Warisman.
Warisman bilang orang Batak sebenarnya mengupayakan
agar ulos dijadikan pakaian sehari-hari. Namun di sisi lain ulos punya nilai
kesakralan, yaitu bahan pembuatannya. Ada ketakutan nilai kesakralan dan
kulturalnya akan terkikis. “Maka Batik Gorga
jadi alternatif yang lebih baik demi menjaga kesakralan ulos,” jelas Warisman.
Batik Gorga Motif Simeol-eol (sumber:istimewa) |
Kreatifnya orang Batak dalam beradaptasi patut
diacungi jempol. Penggunaan ulos yang hanya terbatas pada acara adat melahirkan
karya baru. Bagaimanapun, orang Batak masih segan kalau menggunakan ulos untuk pakaian
sehari-hari, karena nilai sakralnya itu.
Hingga sekarang banyak masyarakat yang menggunakan Batik Gorga untuk bekerja, beribadah ataupun
acara-acara resmi. Keinginan untuk menjaga eksistensi dan
kenalkan ulos membuat Batik Gorga
cepat berkembang dan mendapat respon positif dari masyarakat, terutama Suku
Batak. Dan pembuatan Batik Gorga
dilakukan dengan prinsip pelestarian dan penjagaan nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam ulos tersebut
*Tulisan ini terbit di Tabloid Mahasiswa SUARA USU edisi 100 rubrik Mozaik
trimakasih infonya,,
BalasHapussangat bermanfaat,,
salam sukses,,,
Where to play Baccarat | Uppsala, Sweden - Warwick & Warwick
BalasHapusBaccarat is the first card game for the Baccarat group of players. It 바카라 사이트 유니벳 is a card game for the players to win a bet on the board without having to win