Ini bisa jadi tujuan wisata bagi pecinta alam. Namanya Air Terjun
Pelangi Indah. Ia masih alami, belum banyak dimodifikasi.
Air terjun alami
nan tersembunyi , begitu kesan yang akan muncul ketika berkunjung ke sini. Ia
berada dekat sekali dengan Danau Linting hanya berjarak sepuluh kilometer, atau
lima belas menit jika berkendara.
Jika ingin
berkunjung ke air terjun ini haruslah rajin bertanya pada penduduk sekitar.
Sebab belum banyak papan penanda yang menunjukkan keberadaan air terjun ini.
Tiga ratus meter jelang air terjun jalanan belumlah beraspal, hanya tanah dan
kerikil pun cuma muat dilalui untuk satu mobi saja.
Sesampai dilokasi
air terjun belum langsung nampak,gemuruh air pun belum terdengar. Hanya ada
sebuah pondok beratap daun kelapa dan bertiang kayu, ada empat sepeda motor
yang diparkir, juga ada warung minuman dan makanan ringan.
Namun di samping
pondok itu ada susunan anak tangga yang seakan memandu untuk menuruni sebuah
lembah. Selang beberapa detik kemudian muncul empat orang tengah ngos-ngosan setelah menaikinya. Oh!
Rupanya Air Terjun Pelangi Indah ada di bawah sana.
Semakin menuruni
anak tangga semakin terdengar gemuruh air, semakin terasa juga udara sejuk khas
pegunungan. Tempat ini benar-benar masih alami, hanya ada susunan anak tangga
yang sengaja disemen untuk membantu menuruni lembah itu. Di sekeliling hanya
ada hutan, perbukitan dan tebing batu, semua masih asri. Terlihat beberapa
penduduk sekitar yang baru saja selesai mencuci di bawah air terjun.
Sesampainya di
bawah tampaklah rupa air terjunnya. Rupanya air terjun ini terbentuk dari
susunan batu secara alamiah, ada dua air terjun setinggi sepuluh meter. Banyak
tumpukan batu-batu yang berukuran besar disekitarnya, air terjun pun jatuh
melintasi batuan yang terbesar.
Karena terbentuk
dari susunan batu, ada sebuah celah dibawah air terjun. Cukup luas untuk duduk
di bawahnya. Dasar air terjun tidaklah dalam seperti Air Terjun Dwi Warna di
Sibolangit. Karenanya pengunjung bisa bebas menjelajahi area seputaran air
terjun. Tampak pula di antara batu-batu besar itu tumbuh tanaman dan lumut. Air
yang sejuk dan dingin terasa sayang jika tak sempatkan untuk mandi.
Beberapa
pengunjung terlihat berfoto di atas air terjun. Rupanya di pertengahan anak
tangga tadi ada jalan kecil menuju bagian atas air terjun. Tiba di atas air
terjun terlihat pemandangan lain, ada begitu banyak tumpukan batu yang tersusun
alami. Batu pipih yang tersusun dari empat sampai lima batu, hadir pula pohon
mati yang bertumpuk di atasnya. Ada juga batu yang ditumbuhi lumut serta
daun-daun yang bejatuhan dari pohon yang tumbuh di sekitar menambah kesan alaminya
tempat ini.
Semakin
dijelajahi, tempat ini semakin menunjukkan kealamian dan pesona tersembunyinya.
Jika terus bergerak ke atas, akan ditemukan sebuah tempat yang begitu unik,
kesan yang ditimbulkan serasa berada di tempat lain. Ada lembah sungai yang
diapit tebing batu setinggi dua puluh meter dengan lebar lembah lima hingga
tujuh meter. Batu yang berada di tebing tadi masih setipe dengan batu-batu yang
tadi ditemui.
Tebing batunya
seakan membentuk sebuah relief karena gelombang-gelombang yang dimilikinya.
Airnya mengalir tenang, dasar sungainya pasir, jika diinjak akan menghisap kaki,
sehingga harus hati hati untuk memilih tempat berpijak. Sungainya masih panjang
berkelok-kelok hingga beberapa meter ke depan. Sekilas di sini mirip Ngarai
Sianok di Bukittinggi, bedanya tempat ini lebih mini dan tebingnya terbuat dari
batu.
Suasananya begitu
damai dan tenang. Tak ada hiruk pikuk kendaraan bermotor, tak ada suara orang,
yang ada hanya kicauan burung. Sangat cocok untuk relaksasi dan dan melupakan
sejenak hiruk-pikuknya kota Medan. Sepinya tempat ini benar-benar menunjukkan
bahwa air terjun ini masih belum banyak yang menjamahnya. “Masih sedikit orang
yang tahu dengan tempat ini,” ungkap Anita Samosir salah seorang pengunjung
dari Medan.
Anita bilang air
terjun ini merupakan salah satu dari tiga air terjun yang berada di sekitaran
Danau Linting. “Air terjun ini lah yang paling dekat,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar