Senin, 09 September 2013

The Great Wall of Koto Gadang, Tembok Besar China Ala Bukittinggi

Tak perlu jauh-jauh ke China jika ingin menyaksikan The Great Wall of China yang menjadi salah satu keajaiban dunia. Cukup datang ke kota Bukittinggi anda bisa merasakan sensasi tembok besar China tersebut plus suguhan pemandangan Grand Canyon ala Bukitinggi, Ngarai Sianok

Januari lalu Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Tifatul Sembiring datang ke kota Bukittinggi. Tujuan kedatangannya ke kota wisata itu kali ini adalah meresmikan obyek wisata baru bernama Janjang Koto Gadang atau The Great Wall of Koto Gadang.Janjang dalam bahasa minangkabau berarti jenjang.

Pemandangan Ngarai Sianok | Gio Ovanny Pratama
Sejatinya The Great Wall of Koto Gadang ini telah ada sejak lama. Dulu disebut sebagai janjang saribu ( jenjang seribu, -red) karena jumlah anak tangga yang berada di daerah ini berjumlah seribu. Kemudian oleh perantau minang yang kemudian menjadi penyandang dana utama sepakat memperbaiki janjang saribu ini dengan tambahan arsitektur bangunan mirip tembok besar di China. 

The Great Wall ini menghubungkan dua daerah di Sumatera Barat. Membentang dari kota Bukittinggi hingga kecamatan IV Koto di Kabupaten Agam. Tepatnya di daerah wisata yang telah terkenal sebelumnya, Ngarai Sianok. Dibangun di tengah-tengah perbukitan menjadikan pemandangan disekitarnya menjadi sangat indah.   

Lokasinya yang berdekatan dengan Lubang Jepang membuat obyek wisata ini sangat mudah untuk di akses. Cukup naik angkot atau mengendarai sepeda motor sudah bisa menikmati suguhan alam dan replika salah satu keajaiban dunia ini.

Janjang Koto Gadang ini memiliki panjang satu setengah kilometer. Lima ratus meter pertama pengunjung harus melewati jalanan menurun menuju sebuah jembatan yang menjadi pintu masuk  janjang. Pengunjung tak dipungut biaya kontribusi untuk masuk. Jalanannya sangat mulus, jalan selebar dua setengah meter ini telah diberi paving block sehingga jalannya terlihat bersih dan rapi. Di sekeliling jalan terhampar sawah milik penduduk, terlihat dinding ngarai yang menjulang tinggi sebab jalanan menurun tersebut sebenarnya mengarah ke dasar ngarai. 

Jenjang Koto Gadang | Gio Ovanny Pratama
Kemudian seribu meter berikutnya, pengunjung harus menyiapkan tenaga ekstra untuk menaiki seribu anak tangga menuju ke puncak ngarai. Itu lah dia janjang Koto Gadang atau The Great Wall Of Koto Gadang tersebut. Keseluruhan anak tangga tersebut tak semerta-merta langsung seribu. Seribu anak tangga  tersebut terbagi-bagi atas beberapa kelompok jenjang. Satu kelompok terdiri atas lima sampai tiga puluh anak tangga. Jarak antar kelompok jenjang juga bervariasi, mulai dari tiga hingga lima meter dengan lebar jalan sebesar dua meter.

Tak sedikit pengunjung yang harus berhenti di tengah jalan untuk beristirahat sejenak akibat kelelahan menaiki anak tangga. Namun ketika beristirahat rasa lelah tersebut langsung tergantikan dengan suguhan pemandangan alam nan elok. Tentu saja semakin tinggi mendaki maka semakin indah pula pemandangan yang tampak. Pemandangan yang lebih indah bakal tersuguhkan jika telah sampai di puncak jenjang atau puncak ngarai. Di puncak beberapa kios makanan telah siap menyediakan bermacam makanan dan minuman untuk mengembalikan stamina, atau sekedar duduk-duduk sambil menikmati pemandangan Ngarai Sianok di tempat duduk yang tersedia. Beberapa toko souvenir juga tersedia bagi pengunjung yang ingin memburu oleh-oleh.

Salah satu sudut jenjang | Gio Ovanny Pratama
Angin kencang di puncak seakan bergantian menyapa pengunjung. Pemandangan kota Bukittinggi bisa terlihat dari kejauhan, Gunung Singgalang pun tepat menjulang tinggi di belakang pengunjung jika melihat ke arah kota. Butuh waktu setengah jam untuk sampai ke puncak. Di puncak ini juga ada monumen peringatan tempat lahirnya pahlawan nasional, H Agus Salim.

Semakin sore pengunjung semakin ramai memadati The Great Wall ini, sebab udara sejuk dan segar akan bisa dinikmati ketika pagi atau mulai siang menjelang sore. Sedangkan jika pengunjung datang di siang hari matahari cukup terik mampu membuat tubuh berkeringat.

Desi Rahayu salah seorang pengunjung menilai obyek wisata baru ini sangat menarik. Menurutnya pemandangan alam di sana sangat indah, ia sendiri sudah enam kali ke Janjang Koto Gadang ini. Namun menurutnya lagi perlu sesuatu yang bisa membuat tempat ini lebih menarik, “Sesuatu yang bisa dijadikan maskot tempat ini, seperti hewan atau apa gitu,” harapnya. 
Mendaki Jenjang | Gio Ovanny Pratama

Berbeda dengan Desi, Hafiz Fikri salah seorang pengunjung berpendapat Janjang Koto Gadang masih butuh sentuhan dari pemerintah daerah setempat baik dari segi pengelolaan dan keberadaan fasilitas umum sebagai pelengkap daerah ini. “Tempat ini bisa jadi lebih menarik jika ada perhatian lebih dari pemerintah setempat,” ungkapnya. 

Tulisan ini juga terbit di suarausu.co

3 komentar:

  1. salam kenal Gio...tulisannya enak banget dibaca, bahasanya indah namun lugas...izin follow ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh terimakasih
      salam kenal juga Khusna :)
      maaf nih baru balas soalnya baru bisa ngeblog lagi hihi

      Hapus
  2. wahh terimakasih
    salam kenal juga Khusna :)
    maaf nih baru balas soalnya baru bisa ngeblog lagi hihi

    BalasHapus

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com