Senin, 29 Desember 2014

Sebuah Sindiran untuk Sepakbola Indonesia

Perjuangan untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia terus berlanjut. Kali ini seorang sineas tanah air coba menyindir kondisi persepakbolaan Indonesia melalui sebuah film.

Judul film          : Hari Ini Pasti Menang
Sutradara          : Andibachtiar Yusuf
Pemain             : Zendhy Zein, Ibnu Jamil, Ario Prabowo, Ray Sahetapy, Mathias Muchus, Tika Putri
Distributor         : Bogalakon Pictures
Rilis                  : April 2013
Durasi               : 122 Menit

Kemelut dan kisruh persepakbolaan di Indonesia pada 2011 hingga 2013 lalu sepertinya menginspirasi seorang Andibachtiar Yusuf untuk memproduksi sebuah film bertemakan sepakbola. Film yang ia garap ini berkisah tentang dunia persepakbolaan di Indonesia yang telah memasuki era industrialisasi, kondisi dimana sepakbola benar-benar telah menjadi sebuah industri dengan sistem jual beli pemain secara profesional. Dunia sepakbola yang ia ceritakan penuh dengan aksi para mafia sepakbola yang mencoba mengendalikan puluhan pertandingan di Liga Sepakbola Indonesia lalu mengambil keuntungan dengan menjadi Bandar judi bola.

Gabriel Omar Bhaskoro melakukan selebrasi

Berbeda dengan film bertema sejenis semisal Garuda di Dadaku, dan Tendangan dari Langit, film ini bukanlah mengisahkan perjuangan seorang menjadi bintang sepakbola dari tak dikenal hingga dikenal. Film ini lebih menonjolkan realitas yang tak diketahui oleh masyarakat awam mengenai persepakbolaan Indonesia, sama seperti karyanya yang sebelumnya, Romeo & Juliet (2009).

Kita diajak untuk menikmati imajinasi ala Andibachtiar, Tim Nasional (timnas) Indonesia dikisahkan mampu berlaga di Piala Dunia. Seorang Bambang Pamungkas yang diperankan oleh Ibnu Jamil dikisahkan adalah seorang pemain yang telah bermain lebih dari sepuluh tahun di liga eropa. Lupakan kenyataannya mari kita nikmati dunia sepakbola imajinasi Andi Bachtiar!

Di sebuah pertandingan antara Jakarta Metropolitan melawan Bandung, Jakarta Metropolitan mampu memimpin satu gol berkat gol dari Gabriel Omar Bhaskoro (Zendhy Zein), ia lah bintang utama dalam film ini. Namun jalannya pertandingan rupanya telah diatur oleh mafia dan Bandar judi sepakbola. Pertandingan sebenarnya berlangsung seru, hingga akhirnya Gabriel harus menerima kartu merah akibat menanduk salah seorang pemain lawan. 

Gabriel berbuat begitu bukan tanpa alasan, ia terus diprovokasi dan dipancing agar melanggar oleh salah seorang pemain lawan yang telah diminta untuk berbuat demikian, ia juga sudah diminta secara rahasia untuk mengalah pada pertandingan itu. Hal ini dilakukan oleh Bandar judi agar mereka bisa meraup keuntungan yang besar dari pertandingan tersebut.

Dan benar saja, hasil pertandingan sesuai dengan settingan para mafia,  Bandung berhasil memaksakan hasil imbang lewat ‘hadiah’ pinalti yang diberikan wasit di menit-menit akhir pertandingan. Esok malamnya Gabriel dan Pelatih Jakarta Metropolitan, Bramantyo (Ray Sahetapi) bertemu secara rahasia untuk melakukan serah terima uang suap dari mafia. Kejadian ‘hadiah’ pinalti oleh wasit ini benar-benar sering terjadi di liga profesional Indonesia, ini lah sindiran pertama yang Andibachtiar sampaikan.  

Mendengar keterlibatan mafia dan bandar judi dipersepakbolaan Indonesia membuat seorang jurnalis olahraga bernama Andien (Tika Putri) tertarik melakukan investigasi. Hasil investigasi Andien menunjukkan adanya keterlibatan Gabriel. Andien coba bertanya pada Edhie Bhaskoro (Mathias Muchus) ayah Gabriel dan Pelatih Bramantyo mengenai keterlibatan Gabriel. Baik Edhie dan Bramantyo dengan tegas membantah keterlibatan Gabriel dalam mafia bola dan pengaturan pertandingan.

Di tengah penelusuran yang dilakukan Andien, ia mulai mendapat teror dari pihak tak dikenal. Ia diserempet motor diperjalanan pulang hingga ancaman terhadap nyawanya. Ia mulai frustasi dan ketakutan, timbul perdebatan dibatinnya apakah akan melanjutkan investigasinya atau tidak. Sebab usaha untuk melapor ke polisi pun akan sia-sia, ia tahu polisi juga pasti bersekongkol dengan mafia. Andibachtiar kembali menyindir bahwa aparat keamanan pun sudah dikuasai para mafia.

Gabriel Omar coba protes pada wasit


Andien memutuskan tetap melanjutkan investigasinya. Ia menemui Gabriel, dari Gabriel ia temukan jawaban bahwa mafia dan bandar judi memang terlibat dalam pengaturan skor di liga Indonesia, secara tak langsung Gabriel pun mengakui ia juga terlilbat praktik mafia pengaturan skor. Kembali Andibachtiar menyentil dengan tak diizinkannya Andien menuliskan berita yang telah ia dapatkan itu oleh pemimpin redaksinya sendiri. Seakan-akan media juga sudah dikendalikan mafia.

Andibachtiar mengakhiri cerita dengan cerdas dan elegan. Mengetahui anaknya terlibat mafia, Edhie mengalami kecelakaan. Hal ini lah yang menyadarkan Gabriel akan semua kesalahannya. Pada akhir cerita Jakarta Metropolitan melawan Melbourne Rovers dalam Liga Champions Asia. Para mafia sudah memesan agar Gabriel tidak mencetak gol dan biarkan Melbourne Rovers menang. Wasit dan pelatih tim tamu juga sudah di atur. Namun kali ini Gabriel melawan, ia tak mau ikuti para mafia. Gabriel malah mencetak dua gol pada babak pertama dan membawa Jakarta metropolitan unggul dua kosong.

Hal ini memicu amarah para mafia, mereka telah bayar mahal namun sang bintang tak menurut. Puncaknya ketika Jakarta Metropolitan berhasil menambah satu gol lagi di babak kedua. Sang mafia mencak-mencak lantas memerintahkan pelatih Melbourne untuk menghancurkan karir Gabriel, caranya dengan bermain kasar. Gabriel dilanggar berkali-kali hingga alami cedera parah, kakinya patah! Gabriel harus segera dioperasi kalau tidak ia akan lumpuh. Banyak media memberitakan pertandingan yang tidak adil tersebut dan sekelompok masyarakat meminta agar dilakukan investigasi tentang pertandingan tersebut.


Kembali Andibachtiar menyindir lewat klimaks pada cerita ini. Kejadian pemutusan karir seorang bintang karena melawan mafia memang pernah terjadi di Indonesia. Dalam sebuah scene diakhir film, seorang presenter televisi menyerukan sebuah pertanyaan, pertanyaan yang mungkin juga muncul dibenak kita. “Benarkah sepakbola Indonesia dinakhodai oleh mafia?”

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com