Minggu, 15 Mei 2016

Nostalgia Sejenak dengan Senjata Tradisional di PRSU

Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) edisi 2016 kali ini memiliki spot baru yang sayang kali jika dilewatkan. Kali ini ada Pameran Senjata Tradisional Nusantara yang dihelat di Gedung Serbaguna PRSU selama satu minggu pada 18 sampai 24 Maret 2016.


            Memasuki salah satu ruangan di Gedung Serbaguna PRSU terdapat tiga puluh stelling berlapis kaca dan berhias kain songket atau tenunan dari berbagai daerah di Sumatera. Di dalam stelling kaca ini lah ratusan senjata tradisional milik beberapa kolektor dari seluruh Indonesia di pamerkan. Bermacam senjata tradisional ada di sana seperti keris, bedik, pedang, tombak dan loting (pemantik api).
            Bukan hanya itu saja, dinding ruangan yang dilapisi kain berwarna hijau dan kuning ini juga dipajang foto-foto berbagai macam keris, pedang dan beberapa tokoh-tokoh dari beberapa kerajaan yang terkenal di zaman kerajaan Indonesia dahulu.
            Aneka senjata tradisional yang dipamerkan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Batak Karo, Pak-pak, Batak Toba, Deli, Riau, Palembang, Jawa, Yogyakarta, Solo, Mataram, Bali, Sumba, Kalimantan dan Bugis. Ada Keris Jawa, Keris Aceh, Bedik Melayu, Tombak Batak, dan Podang Batak Toba.

            Jimmy Azzarian, konsultan pameran bilang ada lebih dari tiga ratus senjata tradisional dari belasan kolektor senjata tradisional, salah satunya Rudi Oei yang sekaligus menjadi penggagas acara pameran senjata tradisional nusantara ini. “Ada juga senjata tradisional milik Raja Bali yang dipamerkan,” tambahnya.
            Jimmy juga bilang tujuan utama dilselenggarakannya pameran ini adalah untuk mengenalkan kembali pada masyarakat Indonesia khususnya Sumatera bahwa ternyata daerah-daerah di Sumatera punya beragam jenis senjata tradisional yang harus dilestarikan. Bahkan Jimmy menyatakan bahwa jenis senjata tradisional yang dimiliki oleh daerah-daerah di Sumatera jauh lebih beragam dibanding jenis senjata tradisional di daerah-daerah Jawa.
“Sayangnya sekarang  senjata-senjata tradisional miliki Indonesia sudah banyak yang berpindah tangan ke orang-orang kerajaan di Malaysia setelah mereka beli,” ungkap Jimmy.
            Pria asli Jawa ini menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia sekarang sudah banyak yang melupakan dan kurang mengapresiasi kebudayaan milik sendiri salah satunya senjata-senjata tradisional. Bahkan menurutnya orang luar Indonesia seperti Malaysia dan Eropa jauh lebih mengapresiasi peninggalan bersejarah tersebut.

            Di dalam ruangan yang hampir seluas setengah lapangan bola tersebut bisa dijelajahi seluruh kekayaan budaya Indonesia. Bahkan dengan melihat kumpulan senjata-senjata tradisional yang dipamerkan serasa membawa kembali memori kejayaan masa-masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia beberapa abad silam. Puluhan pengunjung yang penasaran terus berdatangan untuk melihat secara langsung senjata tradisional yang dipamerkan.


            Ada juga beberapa keris yang dijual oleh si pemilik keris. Salah satunya Ma’run Singa. Pria asli Jawa Timur ini datang ke Medan untuk ikut memamerkan dan menjual koleksi keris dan senjata tradisional lain yang ia miliki. Kisaran harga yang ia tawarkan untuk keris paling murah adalah Rp 2 juta dan paling mahal Rp 10 juta tergantung kualitas keris dan lamanya usia keris tersebut. Ma’run bilang keris yang ia miliki adalah asli warisan turun-temurun dari keluarganya. “Walaupun warisan, sekarang sudah enggak masalah kok kerisnya dijual,” ungkapnya.

*Terbit di Medan Bisnis edisi minggu

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com